"Di balik layar" yang saya maksudkan di sini adalah kisah-kisah unik yang tersirat dari beberapa tokoh dunia. Contohnya tokoh-tokoh berikut:
Khubilai Khan
Ingat nama ini ? Iya, ia adalah salah satu kaisar yang terkenal dari Daratan Mongol. Ia pun terkenal sebagai kaisar yang sangat kejam. Meskipun begitu, cucu dari Genghis Khan ini memiliki kekuasaan yang besar, mulai dari perbatasan eropa, Timur Tengah, hingga hampir seluruh wilayah Asia Timur (pada abad ke-13). Oh ya, meskipun terkenal kejam, namun ia memiliki sikap toleransi yang tinggi pula. Buktinya, Kubilai Khan adalah tokoh negara pertama yang menyatakan bahwa hari-hari besar agama dijadikan sebagai hari libur resmi kenegaraan (keren juga ya, kejam-kejam ingat agama..). Tentu luas wilayah kekuasaannya sangat mendukung kebijakan yang satu ini. Salut untuk pak kaisar..
Galileo Galilei
Apes. Itulah yang dialami ole pak Galileo. Sang ilmuwan berkebangsaan Italia ini selalu dirundung masalah, bahkan setelah kematiannya. Setelah pandangan-pandangan ilmiahnya soal tata surya membuat dirinya berurusan dengan pihak gereja, kematiannya pun dirundung masalah.
Saat kematiannya pada tahun 1642, jasadnya tidak langsung dikubur, tapi tetap disimpan hingga tahun 1737,kira-kira hampis seabad. Tak cukup hanya itu, sebelum dikubur di Gereja Santa Croce, Florence, Italia, seorang bangsawan tega memotong tiga jari Galileo sebagai "kenang-kenangan" (ih, jahat bener ya..).
Dua dari jari itu kemudian dimiliki oleh seorang dokter Italia, dan jari ketiga-sepotong jari tengah-saat ini berada di Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan di Florence, Italia, dipajang menunjuk ke langit di atas tiang marmer. Sungguh kasihan, padahal hasil penemuannya sangat berguna dalam perkembangan sains modern di masa kini..
Abraham Lincoln
Nasib lebih beruntung dialami oleh bapak mantan presiden AS ini. Dan ini segelintir kisahnya: Tahun 1831 dia mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Tahun 1832 dia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal. Tahun 1833 dia kembali bangkrut (kasian banget ya..). Tahun 1835 istrinya meninggal dunia. Tahun 1836 dia menderita tekanan mental yang sangat berat dan hampir saja masuk rumah sakit jiwa.
Tahun 1837, dia kalah dalam suatu kontes pidato. Tahun 1840, ia gagal dalam pemilihan anggota senat AS. Tahun 1842, dia menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres AS. Tahun 1848 ia kalah lagi di kongres. Tahun 1855, lagi-lagi gagal di senat. Tahun 1856 ia kalah dalam menduduki kursi wakil presiden.
Tahun 1858 ia kalah lagi di senat. Tahun 1860 akhirnya dia menjadi presiden Amerika Serikat. Ini paut dicontoh. Tidak pernah menyerah hingga mencapai apa yang kita inginkan. Dua jempol untuk kegigihannya, pak Lincoln..
Johannes Brahms
Yang ini baru aneh. Seorang komposer selalu diidentikkan dengan perasaan yang yang halus, kecuali Johannes Brahms.(1833-1897). Anda tidak akan percaya kalau seorang komposer, apalagi komposer besar (maklum, pak Brahms komposer besar asal Jerman..) adalah pembenci binatang. Di kala santai atau sedang mencari inspirasi, komposer ini sering pergi ke loteng rumahnya dan mempersiapkan busur dan anak panah. Di sana hampir tiap waktu ia memanah kucing-kucing milik tetangganya. Kebiasaan buruk ini terus dilakukannya hingga sepanjang hidupnya! (yaah, kan kasian kucing tetangganya..)
Napoleon Bonaparte
Ada yang konyol dari kisah Napoleon Bonaparte, seperti yang satu ini: Saat berperang di Timur Tengah tahun 1799, dirinya bermaksud melepaskan 1200 tentara Turki yang berhasil ditawan Perancis, ketika Perancis berhasil merebut Jaffa.
Saat itu Napoleon sedang terserang influenza. Saat menginspeksi pasukan, Napoleon terserang batuk berat hingga ia mengatakan "Ma sacre toux" (Batuk sialan). Perwira pendamping Napoleon merasa sang jenderal mengatakan "Massacrez Tous" (Bunuh semua).
Akibatnya, seluruh 1200 orang tawanan Turki itu dibunuh. Hanya karena batuk sang jendral dan kuping perwira yang error! (nyawa-nyawa melayang gara-gara sang kaisar batuk dan sang perwira budeg.. sungguh konyol..)
Wilhelm Steinitz
Di masa jayanya, Wilhelm Steinitz adalah salah satu pemain catur paling cemerlang di dunia. Namun saat semakin tua, ia secara perlahan-lahan dijangkiti kegilaan, dan sering merasa bahwa ia dapat menelepon seseorang tanpa menggunakan telepon, ataupun bermain catur tanpa menyentuh bidak.
Puncak kegilaannya terjadi saat Steinitz mengumumkan kepada masyarakat luas bahwa ia hendak menantang Tuhan untuk bermain catur. Lebih parah lagi, ia menawarkan fur satu bidak dalam pertandingan ini! (main catur lawan tuhan..?! pur satu bidak..?! sudah waras belum pak..?!)
postingan nya mantab gan
BalasHapus